Syekh Jamaluddin Al-Husein Al-Akbar
( Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra )
Syekh Jamaluddin Jumadil Qubra dengan nama asli Syekh Jamaluddin Al-Husein Al-Akbar yang memiliki jalur keturunan Nabi Muhammad SAW dari ayahnya Sayyid zainul Khusen. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra lahir di malabar, india pada tahun 1310 M dari seorang ibu yang berkebangsaan india dan ayahnya yang berkebangsaan urbekiztan.
Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra merupakan ulama yang sangat kaya akan ilmunya. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra muda diajarkan ilmu agama langsung oleh ayahnya yang kemudian berlanjut ke india, makkah dan madinah untuk mengenyam pendidikan kepada ulama' terkemuka pada kala itu. Hal ini kemudian menjadikannya tumbuh menjadi ulama' yang pandai dalam bidang ilmu Tasawuf dan Syariah.
Karena kepandaiannya dalam ilmu tersebut kemudian memicu kekaguman seorang sultan mesir yang kemudian memerintahkannya untuk berdakwah, menyebarkan agam islam di daerah kerajaan majapahit. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra merupakan sebagian ulama' Assabiqunal Awwalun ( orang yang pertama ) mendakwahkan ajaran agama islam di daerah Nusantara.
Cara dakwah yang dilakukan Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra pertama kali adalah dengan cara sembunyi-sembunyi, mengingat pada waktu daerah kekuasaan majapahit yang sangat luas dan mayoritas agamanya masih menganut agama Hindu-Buddha dan agama kepercayaan orang jawa ( agama kejawen ) yang akan megundang kemurkaan raja majapahit. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra menyebarkan agam islam secara pelan-pelan tapi pasti, mula-mula beliau mendekati para bangsawan dan penguasa untuk mengajarkan apa itu agama islam. Cara yang diajarkan Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra pada saat itu sangat sederhana, beliau tidak langsung memerintahkan penganutnya untuk langsung melaksanakan shalat, karena pada saat itu yang menganut itu masih sedikit dan masih masih awam maka Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra mengenalkan tentang islam secara baik, dan tuhan harus di sembah. Ketika mereka semua sudah mengetahui tentang agama islam, baru Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra mengajarkan bagaimana caranya beribadah untuk menyembah tuhan. Dari kesabaran dan keuletan beliau dalam berdakwah, lambat laun daerah sekitar kerajaan majapahit banyak yang menerima dan menganut ajaran agama islam.
Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra wafat pada tahun 1390 M dan dimakamkan di Troloyo, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dari Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra inilah kemudian banyak melahirkan waliullah yang berdakwah di daerah jawa pada khususnya, dan nusantara pada umumnya termasuk para walisongo.
1. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra mempunyai seorang putra yang dikenal dengan Syekh Maulana Malik Ibrahim ( Sunan Maulana Malik Ibrahin ) yang berdakwah di Gresik
2. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra seorang putra bernama Ibrahim Asmaraqandi. Ibrahim Asmaraqandi mempunyai dua orang putra, yang pertama Raden Mohammad Ali Rahmatullah ( Sunan Ampel ) berdakwah di surabaya, dan yang kedua Sayyid Ali Murtadho ( Sunan Santri ), berdakwah di Gresik dan Sumenep,madura ( Lebih banyak berdakwah di Sumenep ) yang kemudian banyak melahirkan raja-raja dan waliullah.
3. Syekh Maulana Ishak ( Saudara Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Ibrahim Asmaraqandi yang sama-sama putra dari Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra ) Mempunyai putra bernama Muhammad Ainul Yakin/ Nama kecil Raden Paku, Joko Samudro ( Sunan Giri ) berdakwah di Gresik dengan membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama islam di pulau jawa
4. Raden Mohammad Ali Rahmatullah ( Sunan Ampel ) Mempunyai dua orang putra, yang pertama Raden Maulana Makdum Ibrahim ( Sunan Bonang ) yang berdakwah di daerah Tuban, dan yang kedua Raden Syarifuddin ( Sunan Drajat ) berdakwaf didaerah Paciran, Lamongan.
5. Sayyid Ali Murtadho ( Sunan Santri ) mempunyai seorang putra bernama Raden Usman Haji ( Sunan Ngundung ) berdakwah di desa wadung, soko, tuban.
6. Raden Usman Haji ( Sunan Ngundung ) mempunyai seorang putra yang bernama Ja'far Shodiq ( Sunan Kudus ) berdakwah di kudus, jawa tengah.
7. Syeh Jamaluddin Jumadil Qubra mempunyai seorang putra bernama Syarif Abdullah ( beliau menikah dengan rara santang/syarifah muda'im "putri Prabu Siliwangi" yang juga merupakan saudara Raden Walang Sungsang dan Raden Kian Santang )
8. Syarif Abdullah mempunyai Dua putra bernama Syarif Nurullah ( Sultan Mesir ) dan Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ) berdakwah di Cirebon, Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar