Senin, 03 Oktober 2022

Tragedi Kanjuruhan

TRAGEDI KELAM ( TRAGEDI KANJURUHAN MALANG )

    Stadion kanjuruhan merupakan sebuah stadion yang terletak di kecamatan kepanjen, kabupaten malang, jawa timur, Indonesia. Kapasitasnya berjumlah 42.499 penonton. Stadion ini merupakan kandang Arema FC yang bermain di liga 1 dan Persekam metro FC yang bermain di liga 3.
   Tanggal 1 oktober tepat malam minggu Arema FC sedang bertanding dengan persebaya surabaya di stadion kanjuruhan malang. Awalnya pertandingan masih berjalan dengan baik, akan tetapi karena akhir dari pertandingan berakhir dengan skor 2 untuk Arema FC dan skor 3 untuk Persebaya Surabaya para suporter Arema FC tidak terima dan langsung turun ke lapangan untuk melampiaskan kekecewaannya atas kekalahan tim yang di cintainya. Akhirnya pihak berwajib mengatasi para penonton dengan cara menembakkan gas air mata ke bawah tempat duduk penonton. Ratusan penonton pertandingan sepakbola Arema vs Persebaya di stadion kanjuruhan menjadi korban. Banyak kabar merebak, banyak asumsi dan saling menyalahkan.

   Di unggah melalui aplikasi Twitter, dengan nama akun @RezqiWahyu_05 , berikut ceritanya.
Assalamualaikum Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya. Yang kedua syukur Alhamdulillah, saya di beri keselamatan sampai di rumah. Dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini.
Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang di terjadi di Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00.
Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.
Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak ke-2 berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3. Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta. Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya.
Hingga peluit akhir dibunyikan, Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan. Disinilah awal mula tragedi dimulai, setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.
Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter. Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum2 tersebut.
Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.
Di ikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.
Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.
Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.
Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.
Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter.
Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.
Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet, penuh sesak di pintu keluar. Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata.
Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion. Lebih tepatnya di sekitar Tribun 2 Kanjuruhan. Kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan.
Pemilik akun tersebut mengaku sudah menjadi supporter Arema sejak tahun 2007. Dan hari Tragedi kemarin, menurutnya adalah titik terendahnya sebagai seorang supporter. Ia pun menyampaikan, kronologi tersebut ia ceritakan tanpa mengurangi rasa hormat terhadap keluarga korban. Dan ia mendoakan semoga kejadian tersebut adalah terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepak bola.
     Kejadian tersebut merupakan hal yang wajar pada setiap pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Akan tetapi kejadian pada malam tanggal 1 itu merupakan sejarah buruk baru bagi persepakbolaan Indonesia. Kejadian ini menjadikan pelajaran bagi persepakbolaan indonesia maupun dunia dan juga alasan FIFA melarang penggunaan gas air mata pada pertandingan sepakbola.

By : Mustofa khairurrahman Sosiologi 1D


Tidak ada komentar:

BAGAIMANA JADINYA JIKA RADEN WIJAYA LEBIH MEMILIH KULIAH KE COIMBRA UNIVERSITY DARIPADA MENGAMBIL KEMBALI TAHTA KERAJAAN SINGASARI DARI JAYAKATWANG

Raden Wijaya merupakan salah satu Raja terkemuka di Nusantara, ia adalah pediri kerajaan Majapahit setelah berhasil mengalahkan ...