Senin, 17 Oktober 2022

Karomah KH. Muhammad Khotib Bin Abdurrahiem

   KH.Muhammad Khotib Bin Abdurrahiem 
( Pediri Pondok Pesantren Tanwirul Hija Desa Cangkreng Kabupaten Sumenep )

    KH.Muhammad Khotib bin Abdurrahiem kerap di kenal dengan sebutan Kiai anom ( kiai muda ), Beliau lahir di desa Poreh kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep pada tahun 1914 M dengan nama daging Abdurrazak, ayah beliau sudah merasakan kelebihan Abdurrazak kecil, untuk lebih menampakkan usia beliau di 15 tahun, beliau menimba ilmu di pondok pesantren Asta tinggi kebunagung Sumenep yang di pimpin KH Abd. Sudjak, lalu pindah ke pondok pesantren Annuqayah late dan ternyata benar, Abdurrazak muda menjadi santri kesayangan kyai di setiap beliau mondok. Meski usia beliau masih muda, tetapi beliau sering disuruh menggantikan kiai ketika berhalangan hingga di minta kiai pengasuh pondok pesantren At-Taufiqiyah Bluto untuk mengajar kesana sewaktu beliau sudah jadi menantu keluarga besar yang ada di cangkreng  ( rumah istri beliau ). Awalnya beliau menolak untuk menjadi guru di sana karena belia masih muda, beliau merasa tidak layak menjadi guru karena ilmunya masih kurang. Dan beliau bisa membantu ke pondok pesantren At-Taufiqiyah dengan syarat, beliau menjadi santri mukiman bukan sebagai guru ataupun belajar sekaligus mengajar.
    Setelah selesai menimba ilmu, beliau berkeluarga ( 1944 M ) ke desa Cangkreng kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep dengan pilihannya Nyai. Hj. Raudlah binti H.Ishak. Dan beberapa waktu setelah beliau menikah, kemudian mendirikan pondok pesantren Tanwirul Hija pada tahun 1955 M dan terus berkembang. Beliau memiliki santri dari luar daerah, bahkan pulau jawa dan masih berjalan hingga saat ini. Beliau wafat pada tahun 1977 M. Setelah wafatnya beliau, banyak keluar pembicaraan tentang karomah atau tingkah laku beliau yang masih membekas di ingatan warga sekitar dan menjadi contoh tauladan yang baik bagi masyarakat terutama alumni. Seperti beliau tidak pernah marah sekalipun kepada santri-santri meskipun pernah seorang santri tertangkap basah mencuri buah-buahan milik beliau, bahkan beliau menyuruh memakan buah itu dan mendoakan supaya tidak mengurangi barikah ilmunya. 
Suara beliau tidak pernah nyaring pada setiap pengajian 
    Fakta lain yang tidak pernah terlupakan oleh santri beliau adalah ketika megisi pengajian suara beliau tidak pernah terdengar nyaring, padahal beliau berada di dalam rumah dan santri duduk di teras rumah, akan tetapi meskipun tidak terdengar nyaring, para santrt memahami semua pengajian beliau bahkan beberapa santrinya banyak menjadi ahli baca kitab, seperti KH. Abul choir Pondok pesantren sabilul muttaqin daramista sumenep, KH. Hasyim Pondok pesantren AL-Hasyimi poreh dan banyak santri-santri yang lainnya sehingga kebanyakan santrinya sukses menjadi kiai besar dan mendirikan Pondok pesantren di setiap daerah mereka, 
Mengetahui tamu yang akan berkunjung 
pada suatu hari akan tamu jauh dari pulau jawa, sebelum tamu itu datang beliau menyuruh santrinya, Kh. Syakur untuk menyembelih ayam, santri yang di suruh bertanya-tanya kepada beliau, kok tiba-tiba menyuruh menyebelih ayam, ada ya pak kiai ?. Lalu beliau menjawab, akan ada tamu dari jauh yang pastinya akan lapar karena menempuh perjalanan yang lama. Santrinya makin bingung benarkah ada tamu dari jauh dan siapa yang memberi tahu. Karena takdzimnya si santri kepada beliau kemudian si santri menyebelih ayam dan memasaknya sesuai kemauan. Tak berapa lama, ada dua tamu datang sowan ke beliau dan di suguhi masakan ayam yang telah di sembelih tadi. Dan santri itu tetap tidak percaya bahwa beliau sudah pernah tahu tanpa pemberitahuan lebih dulu dan itu bukan hanya terjadi sekali bahkan berkali-kali.
Berguru kepada Nabi Khidir A.S setiap malam 
    Kiai anom warga sekitar menyebutnya, karena di angkat derajatnya oleh Allah masih muda menjadi kiai. Karomah beliau yang lain adalah, menurut penuturan santri, setiap jam 2 malam beliau selalu minta pamit kepada santrinya untuk menemui tamu, Beliau berbicara di dalam dengan seseorang hingga subuh, karena penasaran salah satu santri dekatnya bertanya kepda beliau dan beliau menjawab bahwa yang berkunjung pada setiap malem jam 2 itu adalah Nabi Khidir A.S. 
Beliau bisa menghilang
    Karomah lain yang di kenal di masyarakat adalah beliau bisa menghilang dan itu terbukti ketika beliau di kepung oleh puluhan orang yang ingin menyakitinya, Karena waktu itu beliau mengkritik keras kepemerintahan desa sehingga beliau di kepung untuk di celakai, akan tetapi dengan izin Allah beliau tidak bisa terlihat oleh orang-orang yang ingin mencelakainya padahal berdiri diantara orang-orang yang mengepung itu. Waktu itu santri berjumlah 100 orang siap menjaga dan heranya hanya para santri yang hanya bisa melihat beliau. Beliau berpesan kepada santri-santrinya "Apapun yang kalian lihat jangan berbicara sedikitpun, kalau bisa masuk ke dalam pondok masing-masing, jangan lawan amarah dengan amarah yang ada nantinya akan ada pertumpahan darah disini karena setan telah menguasai kita". 
Jembatan roboh
    Di sore hari jembatan yang tidak jauh dari Pondok pesantren Tanwirul Hija tiba-tiba roboh seketika akibat air yang besar sehabis turun hujan. Bertepatan pada waktu itu para petani pulang dari sawah habis memanen padinya dan ada sekitar 15 orang meniti jembatan dan ada 7 orang pas berada tengah jembatan. Ketika jembatan itu roboh dengan otomati 7 orang itu juga ikut jatuh terjun ke dalam sungai bersama jembatan dan terhanyut mengikuti arus sungau. " Ya Allah, ayo tolong yang bisa berenang" Ucap warga dan ada juga yang menjerit histeris melihat kejadian tersebut. Sudah tidak ada harapan lagi bagi 7 orang itu. Dan tiba-tiba ada seperti orang terbang di atas air meraih ke 7 tangan orang tersebut kemudian membawanya ke pinggir pelengsengan sungai. Dengan tercengang kemudian Orang-orang berkumpul mendatangi 7 orang tersebut dan alangkah terkejutnya ternyata yang menolong ke 7 orang itu dengan terbang di atas air adalah Kiai anom, da alangkah heranynya lagi baju yang di pakai beliau tidak basah sedikitpun. Beliau hanya tersenyum melihat orang-orang yang keheranan. Dan herannya lagi orang-orang itu bukan malah menolong ke 7 orang tersebut akan tetapi malah bengong melihat sosok kiai anom yang menyelamatkan ke 7 orang tersebut mulai dari terbang di atas air sampai bajunya yang tidak basah sedikitpun. 
Hafal AL-Qur'an langsung dari Nabi Khidir A.S
    Tentang ilmu yang dimiliki oleh beliau ternyata banyak para santrinya yang bersaksi bahwa beliau Tahfidz yang berguru langsung kepada Nabi Khidir A.S setiap jam 2 malam sampai menjelang subuh. Maka dari itu pada setiap jam 2 malam beliau pamit pada santrinya untuk masuk ke dalam dan berbicara dengan seseorang yang tak lain adalah Nabi Khidir A.S. Di sisi lain, para santri yang di tinggalkan ke dalam rumah tetap duduk memandangi kitab mereka hingga menjelang subuh dan tak beranjak dari tempat sebelum beliau menyuruhnya. 
Dawuh beliau yang masih di ingat oleh para santrinya
1.) "Tojuk pateppak, jhek agulien mabai bektona ajer, ben dileh la lastareh pah kaloar pa terteb, sareh barokanah guruh lebet pak dhepakna tanang"
Artinya "Duduk yang bener, jangan banyak bergerak saat belajar, kalau sudah selesai keluar dengan tertib, cari barokahnya guru lewat telapaknya tangan".
2.) "Maos bismillah tello kaleh, insyaallah barokah sadhejenah ilmu, hajat, tor sadheje se e kaniat bhedi ekabhulaghi"
Artinya "Baca bismillah 3 kali, insyaallah segala ilmu, hajat dan semua keinginan akan terkabul".

Sumber : Majalah An-Najmi edisi IV 
( Majalah SMA Tanwirul Hija )


Tidak ada komentar:

BAGAIMANA JADINYA JIKA RADEN WIJAYA LEBIH MEMILIH KULIAH KE COIMBRA UNIVERSITY DARIPADA MENGAMBIL KEMBALI TAHTA KERAJAAN SINGASARI DARI JAYAKATWANG

Raden Wijaya merupakan salah satu Raja terkemuka di Nusantara, ia adalah pediri kerajaan Majapahit setelah berhasil mengalahkan ...