Selasa, 27 September 2022

PESANTREN KU

SEJARAH PONDOK PESANTREN
TANWIRUL HIJA
Oleh : Musthofa khairurrahman


 Baik, sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada kalian yang sudah rela meluangkan waktunya untuk mengunjungi blog saya dan saya harap kalian jangan pernah bosen ya ! Untuk mengunjungi blog saya. Selamat membaca 

   Pondok pesantren Tanwirul Hija terletak di kota sumenep kecamatan lenteng desa cangkreng yang tepat di timur kecamatan lenteng dan di apit oleh 4 desa, bagian barat desa cangkreng yang berbatasan langsung dengan desa poreh, bagian timur berbatasan dengan desa sendir, bagian utara dengan desa meddelan sedangkan bagian selatan berbatasan langsung dengan desa muangan. jarak antara desa cangkreng dengan kota sumenep masih berkisar 15km maka dari itu wajar saja jika pondok pesantren Tanwirul Hija disebut sebagai pondok pesantren yang berada di pelosok-pelosok. Tanwirul hija juga masih tercatat sebagai salah satu pesantren tertua di sumenep yang lahir pada tahun 1950M dan sekarang berumur kurang lebih 72 tahun.

Pondok pesantren Tanwirul Hija di dirikan pada tahun 1950 M oleh KH.Muhammad Khotib bin Abdurrahiem dan istrinya nyi Hj.Raudlahl binti H.Ishak yang pada waktu itu santrinya masih kurang lebih lima orang. diantaranya yaitu, KH. Moh. Ikhsan Lembung, KH. Abdurrahman Poreh, KH. Suwaid Pinggir Papas, KH. Abdul Gani Poreh dan K. Abdul Bari Poreh. 

 KH.Muhammad Khotib Bin Abdurrahiem 

KH.Muhammad Khotib bin Abdurrahiem kerap di kenal dengan sebutan Kiai anom ( kiai muda ). beliau di lahirkan di desa poreh pada tahun 1914M dari rahim seorang ibu yang sampai saat ini masih tidak diketahui namanya dan ayahanda Abdurahiem.
Semasa belajarnya, beliau menyatri di pondok pesantren asta tinggi kebunagung sumenep yang pada saat itu di asuh oleh KH.Abd sujak. Selanjutnya beliau menyantri di pondok pesantren Annuqayah late Guluk-guluk Sumenep yang di didirikan oleh KH.Moh.syarqawi pada tahun 1887.

Pada tahun 1944 M beliau menikah dengan nyi Hj.Raudlah yang kemudian pada tahun 1950 M berdirilah pondok pesantren Tanwirul Hija. Nama Tanwirul Hija berasal dari bahasa arab yang berarti" pencerahan akal " beliau mengambil nama tersebut bukan tanpa alasan, akan tetapi beliau menyesuaikan pada masyarakat yang waktu itu masih kental dengan tradisi agama hindu dan rasa trauma akibat kejamnya penjajahan dan dirasa perlu adanya pencerahan akal untuk lebih memahami agama Islam secara benar dan meninggalkan tradisi nenek moyangnya (agama Hindu) yang sangat bertentangan dengan hukum Islam, serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan itu dalam kehidupan. 

Di tahun 1955 M Pondok Pesantren Tanwirul Hija mulai Berkembang, kini jumlah santrinya kurang lebih ada 30 orang, baik itu dari pulau madura sendiri maupun dari pulau jawa.
Karena kian pesatnya perkembangan Pondok Pesantren Tanwirul Hija serta kebutuhan para masyarakat akan pentinganya pendidikan maka pada tahun 1962 M berdirilah Madrasah ibtidaiyah ( MI ) kepala sekolah pertamanya adalah KH. Zaidi Hasan yang berasal dari desa Poreh dan merupakan santri pondok pesantren Tanwirul Hija sendiri. Semuanya itu tak luput adalah hasil kerja keras serta gigihnya KH.Khotib dalam memajukan Pondok pesantren ini.

Tahun 1977 M adalah tahun dimana masyarakat desa cangkreng dan lebih tepatnya keluarga pondok pesantren Tanwirul Hija mengalami hal duka yang mendalam. Yang mana pada saat itu KH.Khotib meninggal dunia, lebih tepatnya hanya berpindah alam karena ungkapan meninggal dunia tidak pantas di ungkapkan kepada orang se alim beliau . sebelum wafat, beliau masih sempat mengumpulkan dewan guru dan tokoh masyarakat untuk memilih dan menunjuk pengganti beliau setelah wafat untuk meneruskan kepmimpinan lembaga pendidikan di pondok pesanten Tanwirul Hija ke depan. Dan dalam musyawarah tersebut beliau menunjuk menantu ponakan dari istri yang merupakan suami dari Nyi, Hj. Rumanah yaitu KH. Asy’ari bin Mustafa dengan wakilnya KH. Imam Mawardi bin H. Muhtar sebagai penerus dengan hasil kesepakatan bersama antara dewan guru dan tokoh masyarakat pada waktu itu.

Setelah KH.Khotib wafat lambat laun banyak santri yang izin pamit pulang untuk meneruskan syiar dan menebarkan agama islam di daerahnya masing-masing. Kemudian banyak santrinya yang mambangun pondok pesantren seperti halnya KH.abul khoir yang membangun Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin di jambu dan KH.Rasyid yang membangun Pondok Pesantren Ar-Rasyidin di desa poreh, serta banyak lagi para santrinya yang tersebar di segala penjuru.
Walaupun pada akhirnya tidak ada satupun yang menjadi santri mukim pada saat itu tidak mematahkan semangat KH.Asyari dan KH. Imam Mawardi yang telah di amanahi oleh KH.Khotib. pada tahun 1980 M kemudian di dirikanlah Raudhatul Athfal ( RA ) pendidikan formal untuk anak anak di bawah umur. 

Demi semakin mengkukuhkan keberadaan pondok pesantren Tanwirul Hija, pada tahun 1989 M. Dibentuklah yayasan Tanwirul Hija yang langsung mendapat ijin penyelenggaraan dari pihak notaris. Dan pada tahun 1990 di dirikanlah pendidikan yang lebih tinggi yaitu, madrasah Tsanawiyah ( MTS ) pendirian ini tak luput juga karena usulan dari masyarakat karena kebutuhan pendidikan untuk anak-anak mereka. Dan pada tahun 1997 Pondok Pesantren Tanwirul Hija kemudian mendirikan TKA/TPA yang juga di praksarai oleh putra pertama beliau yaitu, K.Ahmad dumairi Asy'ari setelah pulang dari menimba ilmu di IAIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta.

           KH.Ahmad Dumairi Asy'ari S.Ag

Pada tahun 2002 KH.Asy'ari wafat pada saat haflatul imtihan dan wisuda purna siswa dan kepemimpinan Pesantren Tanwirul Hija kemudian di pimpin oleh Putra pertama dari KH.Asy'ari yaitu, K.Ahmad dumairi Asy'ari - Sekarang. Beliau menimba pendidikan formal Madrasah ibtidaiyah di Tanwirul Hija kemudian Ke Pondok Pesantren Annuqayah late dan di lanjutkan kuliah di IAIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta.
Semenjak kepemimpinan beliau, beliau di bantu oleh guru serta para saudaranya. Kemajuan demi kemajuan pesat dan pada Tahun 2006 kemudian berdirilah Sekolah Menengah Atas ( SMA ) hal tersebut juga tak luput dari kepiawaian beliau dan usulan dari para masyarakat, dan kemudian di angkatlah KH.Imam Hendriyadi bin KH.Zarkawi zaen ( seorang tokoh kiai di desa cangkreng sekaligus pengasuh pondok pesantren AL- Ifadah )

33 Tahun sudah Tanwirul Hija masih fakum dari keberadaan santri mukim, akan tetapi di kepemimpinan KH.Ahmad Dumairi Asy'ari yang di bantu oleh istrinya Fitriyatus Sholehah, sekarang santi mukim mulai hidup kembali dengan perlahan, dan  pada Tahun 2010 Pondok Pesantren Tanwirul Hija sudah resmi menerima santri mukim kembali dan para masyarakatpun berbondong-bondong memasrahkan anaknya di Pesantren Tanwirul Hija, baik dari kalangan masyarakat desa cangkreng sendiri sampai luar pulau daerah sumenep seperti kangean, manding dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu KH.Ahmad Dumairi Asy'ari juga menyediakan pelajaran yang sama halnya dengan santri mukim yakni Madrasa awaaliah dan Wustho, pendidikan tersebut di khususkan untuk belajar pelajaran kitab² dan pelajaran klasikal lainnya . Madrasah tersebut tidak hanya bisa di ikuti oleh santri mukin saja melainkan santri non mukim ( colokan ) juga bisa mengikutinya.

Pada Tahun 2012 karena melihat masyarakatnya akan kekurangan pendidikan di kalangan anak² di bawah umur, maka dengan sigap KH.Ahmad Dumairi Asy'ari kemudian mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) sehingga bertambahlah pendidikan di Tanwirul Hija pada tahun itu. 

Dari sejarah berdirinya hingga perkembangan dari generasi ke genarasi sampai sekarang. Pondok pesantren Tanwirul Hija mengalami kamajuan yang pesat. Sampai saat ini, sekitar 7 jenjang pendidikan telah di kelolanya. Kepemimpinan K. Ahmad Dumairi Asy’ari, S.Ag membawa nuansa baru bagi pondok pesantren Tanwirul Hija. Bukan hanya dalam bidang pendidikan formal non formal saja yang mengalami perkembangan pesat. Dari sektor sarana prasarana juga tidak kalah mengalami perkembangan serupa. Seperti yang terlihat sekarang ini, fasilititas pembangunan yang sudah memadai dan tidak kalah megah menterengnya dari beberapa pondok pesantren lainnya, dimana hal tersebut juga dibarengi dengan ketersedian sarana prasarana guna menunjang keberadaan pendidikan yang dikelola.

Sumber : Penulis Samsul Supid 
"SEJARAH PONDOK PESANTREN TANWIRUL HIJA | PONDOK PESANTREN TANWIRUL HIJA" https://ponpestanwirulhija.wordpress.com/2013/09/23/sejarah-pondok-pesantren-tanwirul-hija/

Terus ikuti Blog saya ya, karena Next saya akan mengulas kisah karomah dari KH.Khotib Bin Abdurrahiem Yang sekaligus Pediri Pondok Pesantren Tanwirul Hija serta Pediri NU Di kecamatan Lenteng

 
                    


Tidak ada komentar:

BAGAIMANA JADINYA JIKA RADEN WIJAYA LEBIH MEMILIH KULIAH KE COIMBRA UNIVERSITY DARIPADA MENGAMBIL KEMBALI TAHTA KERAJAAN SINGASARI DARI JAYAKATWANG

Raden Wijaya merupakan salah satu Raja terkemuka di Nusantara, ia adalah pediri kerajaan Majapahit setelah berhasil mengalahkan ...