Minggu, 30 Oktober 2022

                 KEADILAN HAMPA
         Karya: Mustofa khairurrahman 

Mentari pagi menampakkan dirinya
Bak kepulan api yang membakar raganya
Ingin rasanya ku berharap padanya
Tapi rasanya hampa yang akan ku rasa

Anak-anak kelaparan tunggang langgang
Ibu-ibu tak menentu nyari utangan
Kemiskinan semakin mencekam
Rakyat kecil menjadi korban 

Keadilan di hitung dengan uang
Kebenaran menjadi permainan
Rakyat kecil jadi bulan-bulanan kematian
Seperti inikah yang namanya keadilan

Selasa, 25 Oktober 2022

Miskin harta belum tentu membuat kita miskin ilmu

              MISKIN HARTA KAYA ILMU

Ketidakpunyaan harta bukan berarti tidak bisa bersekolah atau berkuliah. Karena sejatinya ilmu itu bukan dihitung dari uang akan tetapi dihitung dari seberapa kita niat untuk bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu tersebut.
      Kisah ini bermula dari seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. anak tersebut bernama Mustofa khairurrahman yang sekarang sudah menjadi mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.
Nama panjang Mustofa khairurrahman dengan nama panggilan ifan, Cukup unik sih dengan nama yang kontroversi seperti itu. Biasanya kalau pas waktu sekolah aku biasa di panggil dengan nama Mustofa oleh guru-guruku dan entah kenapa guru-guruku memanggilku dengan sebutan nama yang demikian, entah itu karena awal nama panjangku Mustofa atau apa aku tidak tau. Padahal aku sudah menginformasikan bahwasanya nama panggilanku itu ifan “I,F,A,N”.
Tidak hanya di sekolah saja aku di panggil dengan nama Mustofa akan tetapi pas waktu pertama masuk kuliah sampai sekarang namaku tetap Mustofa di kalangan dosen-dosen. “ Nasib punya nama panggilan yang tak selaras dengan nama panjang “ ujarku dalam hati sambil mengelus dada. 
      Tak kenal maka tak sayang, maka dari itu aku akan mengenalkan diriku sebagai tokoh dari cerpen ini.
Nama Mustofa khairurrahman dengan nama panggilan ifan, saya berasal dari sumenep dan di Universitas Trunojoyo Madura saya mengambil jurusan atau prodi Sosiologi. Bukan tanpa alasan saya mengambil jurusan itu, akan tetapi karena saya suka berorganisasi dan suka berinteraksi serta berwawancara dengan masyarakat. Dan menurut saya sosiologi sangatlah penting bagi karakter watak seperti saya.
      Uang merupakan benda yang di gunakan sebagai alat tukar dalam masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Akan tetapi dalam mencari ilmu, uang adalah hal yang dapat di kesampingkan bagi saya.
Menurut saya uang bukanlah segalanya dalam mencari ilmu pengetahuan, karena saya sudah membuktikannya sendiri kalau hal tersebut tidaklah nyata. Pada waktu saya sekolah di tingkat Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) sampai Sekolah Menengah Atas ( SMA ) saya berada di pondok pesantren. Menurut saya uang bukanlah segalanya, karena pada saat sekolah biasanya saya dikasih uang yang gak nentu, kadang dikasih uang kadang tidak. Walaupun saya berangkat dari pondok pesantren ke sekolah tidak membawa uang, saya rasa tidak masalah asalkan saya makan sebelum berangkat. dan biasanya kalau saya kelaparan dan kebetulan tidak punya uang, saya mencoba meminum air yang banyak agar bisa mengganjal rasa lapar saya. 
Tak terasa sudah saya belajar 6 tahun di pondok pesantren sekaligus sekolah saya yang di asuh oleh kiai yang sangat baik hati. Pada saat saya ingin berangkat Universitas Trunojoyo Madura tak lupa saya sowan dulu ke pesantren saya yang mana menurut saya itu adalah hal yang wajib yang menandakan bahwasanya saya tidak lupa dengan dimana tempat saya menuntut ilmu dan dimana ahlak saya dididik dan alangkah terkejutnya saya pada saat saya ingin berpamitan untuk langsung pulang karena pada waktu itu waktu sudah lumayan agak siang. Saya di kasih amplop berisi uang yang di kasihkan oleh pak kiai saya “ astaghfirullah “ujarku yang sontak langsung ingin mengembalikan amplop tersebut tapi di tolak oleh pak kiai saya. “ Kajejen been edissak ( untuk jajanmu di sana ) “ Dawuh beliau. Se habis pulang dari dalem pak kiai di pesantrenku saya langsung berfikir “ apakah pantas bagi saya untuk tidak belajar bersungguh-sungguh disana, sedangkan saya sendiri di kasih pesangon yang di kasih langsung oleh pak kiai, berarti kala  saya tidak bersungguh-sungguh dalam menuntut disana sama halnya saja membohongi orang tua saya dan pak kiai saya” ujarku dalam hati. 
Pada saat pengumuman jalur pendaftaran SNMPTN atau SPANPTKIN  di Universitas Trunojoyo Madura dan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel saya langsung gercep ( Gerak Cepat ) untuk mendaftarkan diri saya. Akan tetapi tuhan berkehendak lain saya tidak diterima dalam dua Universitas tersebut dengan jalur SNMPTN ataupun SPANPTKIN. Saya tidak berputus asa dan kemudian saya mendaftarkan diri saya di jalur SBMPTN dan sekarang pilihan pertama saya adalah Universitas yang saya masuki sekarang ini yaitu Universitas Trunojoyo Madura dan alhamdulillah lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan walaupun harus membayar UKT 1jt per semester dan itupun sudah saya anggap murah di banding UKT teman-teman saya yang kebanyakan mendapatkan UKT kelas 6 ( 3jt ).
Saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya masih diberi kesempatan untuk bisa belajar menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mana di luaran sana juga banyak anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi namun terhalang oleh biaya.
Pada saat belajar di Universitas Trunojoyo Madura tersebut memang harus banyak-banyak mengeluarkan uang. Mulai dari membayar UKT, makan setiap hari, membeli kebutuhan pribadi dan kebutuhan kampus serta printing tugas kuliah. akan tetapi semuanya kembali pada diri kita sendiri, kalau kita bisa mengirit uang kemungkinan 100k bisa untuk berhari-hari akan tetapi sebaliknya, jikalau kita mempergunakan uang hanya untuk berfoya-foya kemungkinan 100k itu buka hanya untuk 1 hari akan tetapi hanya dalam satu waktu.
      Mencari ilmu haruslah di kuatkan dengan niat karena walaupun kita susah dalam segi keuangan pasti tuhan akan memberikan kita jalan keluarnya karena tujuan kita adalah mencari ilmu. Berbalik arah dengan orang yang pergi ke sekolah atau kuliah hanya untuk gaya-gayaan atau pamer, yang hal itu hanya mentok ketika dia sudah pamer. ya sudah cukup karena tujuannya sudah tercapai.
Universitas Trunojoyo Madura menjadi saksi bisu bahwasanya di sini saya jarang makan karena irit uang akan tetapi hal itu tidak menyurutkan niat dan tekadku demi membanggakan orang tua saya dan tentunya keluarga-keluarga saya yang rela capek-capek demi membiayai perkuliahan saya. 
Janganlah berpegang pada prinsip “ Saya mendingan kerja saja karena saya tidak mempunyai uang yang cukup untuk kuliah “ stop perkataan itu. Dan dulunya saya juga berfikiran seperti itu pas waktu SMA akan tetapi rasa ambisiusku dalam menuntut ilmu sangat tinggi hingga mengantarkanku dapat berkuliah di perguruan tinggi.
Ingat, bahwasannya menuntut ilmu di perguruan tinggi itu tidak mudah, banyak para remaja di luaran sana yang ingin sekali menuntut ilmu di perguruan tinggi akan tetapi terhalang ekonomi yang kurang memadai. Maka dari itu, kita sebagai orang yang sudah di beri kesempatan oleh tuhan untuk belajar di jenjang dunia perkuliahan jangan sia-siakan kesempatan tersebut dan ingatlah ketika apa motivasi kita sehingga kita ingin belajar di dunia perkuliahan. Ingat orang tua yang berperan di belakang kita sebagai penyokong uang dan doa yang sangat tulus dengan harapan ingin anaknya menjadi orang yang hebat. Mari sayangi orang tua kita yang sudah rela-relaan membiayai kuliah kita dan buktikan bahwasanya kita itu bisa untuk sukses.

Senin, 17 Oktober 2022

Karomah KH. Muhammad Khotib Bin Abdurrahiem

   KH.Muhammad Khotib Bin Abdurrahiem 
( Pediri Pondok Pesantren Tanwirul Hija Desa Cangkreng Kabupaten Sumenep )

    KH.Muhammad Khotib bin Abdurrahiem kerap di kenal dengan sebutan Kiai anom ( kiai muda ), Beliau lahir di desa Poreh kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep pada tahun 1914 M dengan nama daging Abdurrazak, ayah beliau sudah merasakan kelebihan Abdurrazak kecil, untuk lebih menampakkan usia beliau di 15 tahun, beliau menimba ilmu di pondok pesantren Asta tinggi kebunagung Sumenep yang di pimpin KH Abd. Sudjak, lalu pindah ke pondok pesantren Annuqayah late dan ternyata benar, Abdurrazak muda menjadi santri kesayangan kyai di setiap beliau mondok. Meski usia beliau masih muda, tetapi beliau sering disuruh menggantikan kiai ketika berhalangan hingga di minta kiai pengasuh pondok pesantren At-Taufiqiyah Bluto untuk mengajar kesana sewaktu beliau sudah jadi menantu keluarga besar yang ada di cangkreng  ( rumah istri beliau ). Awalnya beliau menolak untuk menjadi guru di sana karena belia masih muda, beliau merasa tidak layak menjadi guru karena ilmunya masih kurang. Dan beliau bisa membantu ke pondok pesantren At-Taufiqiyah dengan syarat, beliau menjadi santri mukiman bukan sebagai guru ataupun belajar sekaligus mengajar.
    Setelah selesai menimba ilmu, beliau berkeluarga ( 1944 M ) ke desa Cangkreng kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep dengan pilihannya Nyai. Hj. Raudlah binti H.Ishak. Dan beberapa waktu setelah beliau menikah, kemudian mendirikan pondok pesantren Tanwirul Hija pada tahun 1955 M dan terus berkembang. Beliau memiliki santri dari luar daerah, bahkan pulau jawa dan masih berjalan hingga saat ini. Beliau wafat pada tahun 1977 M. Setelah wafatnya beliau, banyak keluar pembicaraan tentang karomah atau tingkah laku beliau yang masih membekas di ingatan warga sekitar dan menjadi contoh tauladan yang baik bagi masyarakat terutama alumni. Seperti beliau tidak pernah marah sekalipun kepada santri-santri meskipun pernah seorang santri tertangkap basah mencuri buah-buahan milik beliau, bahkan beliau menyuruh memakan buah itu dan mendoakan supaya tidak mengurangi barikah ilmunya. 
Suara beliau tidak pernah nyaring pada setiap pengajian 
    Fakta lain yang tidak pernah terlupakan oleh santri beliau adalah ketika megisi pengajian suara beliau tidak pernah terdengar nyaring, padahal beliau berada di dalam rumah dan santri duduk di teras rumah, akan tetapi meskipun tidak terdengar nyaring, para santrt memahami semua pengajian beliau bahkan beberapa santrinya banyak menjadi ahli baca kitab, seperti KH. Abul choir Pondok pesantren sabilul muttaqin daramista sumenep, KH. Hasyim Pondok pesantren AL-Hasyimi poreh dan banyak santri-santri yang lainnya sehingga kebanyakan santrinya sukses menjadi kiai besar dan mendirikan Pondok pesantren di setiap daerah mereka, 
Mengetahui tamu yang akan berkunjung 
pada suatu hari akan tamu jauh dari pulau jawa, sebelum tamu itu datang beliau menyuruh santrinya, Kh. Syakur untuk menyembelih ayam, santri yang di suruh bertanya-tanya kepada beliau, kok tiba-tiba menyuruh menyebelih ayam, ada ya pak kiai ?. Lalu beliau menjawab, akan ada tamu dari jauh yang pastinya akan lapar karena menempuh perjalanan yang lama. Santrinya makin bingung benarkah ada tamu dari jauh dan siapa yang memberi tahu. Karena takdzimnya si santri kepada beliau kemudian si santri menyebelih ayam dan memasaknya sesuai kemauan. Tak berapa lama, ada dua tamu datang sowan ke beliau dan di suguhi masakan ayam yang telah di sembelih tadi. Dan santri itu tetap tidak percaya bahwa beliau sudah pernah tahu tanpa pemberitahuan lebih dulu dan itu bukan hanya terjadi sekali bahkan berkali-kali.
Berguru kepada Nabi Khidir A.S setiap malam 
    Kiai anom warga sekitar menyebutnya, karena di angkat derajatnya oleh Allah masih muda menjadi kiai. Karomah beliau yang lain adalah, menurut penuturan santri, setiap jam 2 malam beliau selalu minta pamit kepada santrinya untuk menemui tamu, Beliau berbicara di dalam dengan seseorang hingga subuh, karena penasaran salah satu santri dekatnya bertanya kepda beliau dan beliau menjawab bahwa yang berkunjung pada setiap malem jam 2 itu adalah Nabi Khidir A.S. 
Beliau bisa menghilang
    Karomah lain yang di kenal di masyarakat adalah beliau bisa menghilang dan itu terbukti ketika beliau di kepung oleh puluhan orang yang ingin menyakitinya, Karena waktu itu beliau mengkritik keras kepemerintahan desa sehingga beliau di kepung untuk di celakai, akan tetapi dengan izin Allah beliau tidak bisa terlihat oleh orang-orang yang ingin mencelakainya padahal berdiri diantara orang-orang yang mengepung itu. Waktu itu santri berjumlah 100 orang siap menjaga dan heranya hanya para santri yang hanya bisa melihat beliau. Beliau berpesan kepada santri-santrinya "Apapun yang kalian lihat jangan berbicara sedikitpun, kalau bisa masuk ke dalam pondok masing-masing, jangan lawan amarah dengan amarah yang ada nantinya akan ada pertumpahan darah disini karena setan telah menguasai kita". 
Jembatan roboh
    Di sore hari jembatan yang tidak jauh dari Pondok pesantren Tanwirul Hija tiba-tiba roboh seketika akibat air yang besar sehabis turun hujan. Bertepatan pada waktu itu para petani pulang dari sawah habis memanen padinya dan ada sekitar 15 orang meniti jembatan dan ada 7 orang pas berada tengah jembatan. Ketika jembatan itu roboh dengan otomati 7 orang itu juga ikut jatuh terjun ke dalam sungai bersama jembatan dan terhanyut mengikuti arus sungau. " Ya Allah, ayo tolong yang bisa berenang" Ucap warga dan ada juga yang menjerit histeris melihat kejadian tersebut. Sudah tidak ada harapan lagi bagi 7 orang itu. Dan tiba-tiba ada seperti orang terbang di atas air meraih ke 7 tangan orang tersebut kemudian membawanya ke pinggir pelengsengan sungai. Dengan tercengang kemudian Orang-orang berkumpul mendatangi 7 orang tersebut dan alangkah terkejutnya ternyata yang menolong ke 7 orang itu dengan terbang di atas air adalah Kiai anom, da alangkah heranynya lagi baju yang di pakai beliau tidak basah sedikitpun. Beliau hanya tersenyum melihat orang-orang yang keheranan. Dan herannya lagi orang-orang itu bukan malah menolong ke 7 orang tersebut akan tetapi malah bengong melihat sosok kiai anom yang menyelamatkan ke 7 orang tersebut mulai dari terbang di atas air sampai bajunya yang tidak basah sedikitpun. 
Hafal AL-Qur'an langsung dari Nabi Khidir A.S
    Tentang ilmu yang dimiliki oleh beliau ternyata banyak para santrinya yang bersaksi bahwa beliau Tahfidz yang berguru langsung kepada Nabi Khidir A.S setiap jam 2 malam sampai menjelang subuh. Maka dari itu pada setiap jam 2 malam beliau pamit pada santrinya untuk masuk ke dalam dan berbicara dengan seseorang yang tak lain adalah Nabi Khidir A.S. Di sisi lain, para santri yang di tinggalkan ke dalam rumah tetap duduk memandangi kitab mereka hingga menjelang subuh dan tak beranjak dari tempat sebelum beliau menyuruhnya. 
Dawuh beliau yang masih di ingat oleh para santrinya
1.) "Tojuk pateppak, jhek agulien mabai bektona ajer, ben dileh la lastareh pah kaloar pa terteb, sareh barokanah guruh lebet pak dhepakna tanang"
Artinya "Duduk yang bener, jangan banyak bergerak saat belajar, kalau sudah selesai keluar dengan tertib, cari barokahnya guru lewat telapaknya tangan".
2.) "Maos bismillah tello kaleh, insyaallah barokah sadhejenah ilmu, hajat, tor sadheje se e kaniat bhedi ekabhulaghi"
Artinya "Baca bismillah 3 kali, insyaallah segala ilmu, hajat dan semua keinginan akan terkabul".

Sumber : Majalah An-Najmi edisi IV 
( Majalah SMA Tanwirul Hija )


Senin, 03 Oktober 2022

Tragedi Kanjuruhan

TRAGEDI KELAM ( TRAGEDI KANJURUHAN MALANG )

    Stadion kanjuruhan merupakan sebuah stadion yang terletak di kecamatan kepanjen, kabupaten malang, jawa timur, Indonesia. Kapasitasnya berjumlah 42.499 penonton. Stadion ini merupakan kandang Arema FC yang bermain di liga 1 dan Persekam metro FC yang bermain di liga 3.
   Tanggal 1 oktober tepat malam minggu Arema FC sedang bertanding dengan persebaya surabaya di stadion kanjuruhan malang. Awalnya pertandingan masih berjalan dengan baik, akan tetapi karena akhir dari pertandingan berakhir dengan skor 2 untuk Arema FC dan skor 3 untuk Persebaya Surabaya para suporter Arema FC tidak terima dan langsung turun ke lapangan untuk melampiaskan kekecewaannya atas kekalahan tim yang di cintainya. Akhirnya pihak berwajib mengatasi para penonton dengan cara menembakkan gas air mata ke bawah tempat duduk penonton. Ratusan penonton pertandingan sepakbola Arema vs Persebaya di stadion kanjuruhan menjadi korban. Banyak kabar merebak, banyak asumsi dan saling menyalahkan.

   Di unggah melalui aplikasi Twitter, dengan nama akun @RezqiWahyu_05 , berikut ceritanya.
Assalamualaikum Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya. Yang kedua syukur Alhamdulillah, saya di beri keselamatan sampai di rumah. Dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini.
Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang di terjadi di Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00.
Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.
Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak ke-2 berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3. Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta. Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya.
Hingga peluit akhir dibunyikan, Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan. Disinilah awal mula tragedi dimulai, setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.
Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter. Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum2 tersebut.
Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.
Di ikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.
Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.
Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.
Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.
Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter.
Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.
Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet, penuh sesak di pintu keluar. Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata.
Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion. Lebih tepatnya di sekitar Tribun 2 Kanjuruhan. Kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan.
Pemilik akun tersebut mengaku sudah menjadi supporter Arema sejak tahun 2007. Dan hari Tragedi kemarin, menurutnya adalah titik terendahnya sebagai seorang supporter. Ia pun menyampaikan, kronologi tersebut ia ceritakan tanpa mengurangi rasa hormat terhadap keluarga korban. Dan ia mendoakan semoga kejadian tersebut adalah terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepak bola.
     Kejadian tersebut merupakan hal yang wajar pada setiap pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Akan tetapi kejadian pada malam tanggal 1 itu merupakan sejarah buruk baru bagi persepakbolaan Indonesia. Kejadian ini menjadikan pelajaran bagi persepakbolaan indonesia maupun dunia dan juga alasan FIFA melarang penggunaan gas air mata pada pertandingan sepakbola.

By : Mustofa khairurrahman Sosiologi 1D


BAGAIMANA JADINYA JIKA RADEN WIJAYA LEBIH MEMILIH KULIAH KE COIMBRA UNIVERSITY DARIPADA MENGAMBIL KEMBALI TAHTA KERAJAAN SINGASARI DARI JAYAKATWANG

Raden Wijaya merupakan salah satu Raja terkemuka di Nusantara, ia adalah pediri kerajaan Majapahit setelah berhasil mengalahkan ...