anak seorang petani
Dulu Pada tanggal 17 Mei 2004 di sumenep telah lahir seorang anak laki laki yang hidup dari kalangan keluarga yang sederhana , anak yang selalu bercita cita ingin membahagiakan orang tuanya dan memberangkatkannya ke tanah suci. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita masih bisa mencoba, maka cobalah seberat apapun tantangan itu, karena Allah maha mengetahui tentang semua yang di lakukan oleh hambanya
kisah ini bermula dari seorang anak Laki-Laki yang bisa di bilang semangat dalam mencari Ilmu, di dalam kelas tepatnya di sekolah MI Tanwirul hija desa cangkreng kabupaten Sumenep anak ini belajar mencari ilmu.
dengan hanya bermodal semangat dan rajin dalam mecari ilmu Alhamdulillah anak ini tidak pernah turun dari rangking 3 besar.
sekarang, anak ini sudah belajar di bangku kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTS) makin banyak relasi dan pengalaman yang bertambah, makin semangat juga ia berfastabiqul khairat
Tepat pada kelas VII ini juga dia mulai memasuki dunia pondok pesantren, Pesantren di anggap baik olehnya karena di pesantren sholatnya bisa terjaga serta bisa menambah dan memperdalam ilmu agama islam
tak terasa 3 tahun sudah berlalu , sekarang anak itu sudah beranjak di kelas 10 Sekolah menengah atas (SMA)
dari kelas 10 inilah dia mulai mengenal yang namanya "ORGANISASI" organisasi extra maupun intra sekolah, kecamatan, kabupaten dia ikuti, sehingga berkat ilmu yang dia peroleh melalui organisasi, dia cukup menjadi anak yang aktiv (aktivis) di sekolahnya. Sehingga cukup banyak guru yang kagum akan skil dan kualitasnya.
Tak terasa dunia putih abu² ini akan dia tinggalkan dan otomatis dia juga akan berpamitan kepada pak kiai untuk berhenti mondok.
dengan berat hati, dia berusaha bisa untuk meninggalkan pondok pesantren serta sekolah yang di cintai.
ada satu dawuh yang dia ingat dari pak kiai "sengak yeh, gunain bektonah, reng nyareh elmoh reh tak gempang, bennyak cobenah , se penting pole jegeh bejengah, dunia loar reh bebas"
"Ingat ya, gunakan waktumu, orang mencari ilmu itu tidak mudah, banyak cobaannya, yang terpenting lagi jaga sholatmu, dunia luar itu bebas"
Ketika hendak memasuki dunia perkuliahan dia juga sempat berpamitan kepada kiainya dan di kasih pesangon dan pak kiai juga berdawuh
"sengak pa ongguen a kuliah dan gunaen bektonah, ka nisereh reng toanah se nyareh pesse edinnak"
"ingat bersungguh-sungguhlah ber kuliah dan gunakan waktumu, kasihani orang tuamu yang mencari uang disini"
Itulah sedikit kisah singkat seorang anak dari sosok ayah Guru, walaupun ayahnya guru, tapi dia lebih suka di panggil anak seorang petani.
Sekian terima kasih.
By:Musthofa khairurrahman
Sosiologi 1D